Sabtu, 15 Juli 2017

Pengertian Variabel, Frekuensi, Distribusi Frekuensi dan Tabel Distribusi Frekuensi

A.    Pengertian Variabel
Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitiannya. Macam-macam pengertian variabel menurut definisi para ahli antara lain sebagai berikut..
•    Menurut F.N Kerlinger, Pengertian variabel adalah sifat yang diambil dari suatu nilai yang berlainan
•    Menurut Sutrisno hadi, Pengertian variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Contohnya ukuran tinggi manusia yang divariasikan menjadi tingkatan umur, kelamin serta lokasi tempat tinggal manusia tersebut.
•    Menurut Bagja Waluya, Pengertian variabel adalah konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap eksperimen/penelitina (research).
•    Menurut Sugiarto, Pengertian variabel adalah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.
Dari berbagai hasil definisi para ahli mengenai pengertian variabel, ditemukan pengertian variabel yang sebenarnya, dimana secara umum, pengertian variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.
Variabel juga dapat diartikan sebagai suatu besaran kuantitatif atau kualitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam ukuran baku, misalnya tinggi badan yang dinyatakan dalam cm, massa benda dinyatakan dengan gram, suhu badan dengan oC (derajat Celcius). Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran yang bersifat relatif, misalnya: bau masakan (sedap, kurang sedap, tidak sedap), warna (menarik, kurang menarik, tidak menarik), rasa makanan (enak, kurang enak, tidak enak), kesenangan, kepuasan, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi atau menuliskan variabel, peneliti harus menyebutkan atau menuliskan bagaimana tiap variabel akan diukur. Sebagai misal, dalam pernyataan tinggi tanaman pisang bergantung pada jumlah air yang disiramkan pada tanaman tersebut. Maka “tinggi tanaman” merupakan variabel, sedangkan “tinggi” bukan variabel.
Macam-Macam Variabel dan Contohnya
•    Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas (Independen) seperti "Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan".
•    Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek. Contoh Variabel Terikat (Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan.
•    Variabel Moderator (Variabel Independen Kedua) adalah variabel yang mempengaruhi baik itu memperkuat atau memperlemah hubungan antara Variabel bebas dan terikat. Skema variabel moderator yaitu Variabel Bebas (Independen) - Moderator - Despenden. Contoh Variabel Moderator adalah Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan lingkungan belajar. 
•    Variabel Intervening adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat secara teoritis, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening merupakan variabel antara/penyela pada variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi perubahan variabel terikat. Contoh Variabel Intervening adalah Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan kepuasan konsumen dan Loyalitas (Dependen).
•    Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak terpengaruh oleh faktor luat yang tidak telitit. Variabel kontrol sering digunakan sebagai pemanding melalui penelitian eksperimental. Contoh Variabel Kontrol adalah Apakah perbedaan tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan SI, maka terlebih dahulu harus ditetapkan variabel kontrol contohnya berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, lingkungan kerja yang sama. Jadi, variabel kontrol memudahkan dalam menentukan perbedaan.



B.    Pengertian Frekuensi
Kata frekuensi berasal dari bahasa inggris yaitu Frequency yang artinya kekerapan, keseringan, jarang kerapnya. Dalam ilmu statistik pengertian frekuensi adalah angka (bilangan yang menunjukan seberapa kali suatu variable (yang dilambangkan dengan angka) berulang dalam deretan angka teresbut atau berapa kalikah suatu variable (yang dilambangkan dengan angka) muncul dalam deretan angka tersebut.
Contoh:
Nilai yang berhasil didapat oleh 10 orang siswa dalam tes hasil belajar bidang studi IPA adalah sebagai berikut:
              60 50 75 60 80 40 60 70 100 75
Nilai 60 muncul sebanyak 3 kali yang artinya frekuensi nilai 60 adalah 3.
Nilai 70 muncul hanya sekali yang artinya frekuensi nilai 70 adalah 1, dan begitu seterusnya.
C.    Distribusi Frekuensi
Kata distribusi berasal dari bahasa inggris yaitu distribution yang artinya penyaluran, pembagian, atau pencaran. Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak dapat dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.
D.    Tabel Distribusi Frekuensi
Adapun yang dimaksud dengan tabel distribusi frekuensi yaitu alat penyajian data yang berbentuk kolom dan lajur, yang didalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang sedang menjadi objek penelitian. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi  dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai.
Sebagai contoh, perhatikan contoh data pada Tabel 1. Tabel tersebut adalah daftar nilai ujian Matakuliah Statistik dari 80 Mahasiswa.


Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Matakuliah Statistik
92
93
76
71
90
72
67
75
92
93
76
71
90
72
67
75
80
91
61
72
97
91
88
81
80
91
61
72
97
91
88
81
70
74
99
95
80
59
71
77
70
74
99
95
80
59
71
77
63
60
83
82
60
67
89
63
63
60
83
82
60
67
89
63
76
63
88
70
66
88
79
75
76
63
88
70
66
88
79
75

Sangatlah sulit untuk menarik suatu kesimpulan dari daftar data tersebut. Secara sepintas, kita belum bisa menentukan berapa nilai ujian terkecil atau terbesar. Demikian pula, kita belum bisa mengetahui dengan tepat, berapa nilai ujian yang paling banyak atau berapa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai tertentu. Dengan demikian, kita harus mengolah data tersebut terlebih dulu agar dapat memberikan gambaran atau keterangan yang lebih baik.
Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi (Tabel 2a dan Tabel 2b). Tabel 2a merupakan daftar frekuensi dari data tunggal dan Tabel 2b merupakan daftar frekuensi yang disusun dari data yang sudah di kelompokkan pada kelas yang sesuai dengan selangnya. Kita bisa memperoleh beberapa informasi atau karakteristik dari data nilai ujian mahasiswa.
Tabel  2a.
No
Nilai Ujian
Frekuensi
1
35
1
2
36
0
3
37
0
4
38
1
:
:
:
16
70
4
17
71
3
:
:
:
42
98
1
43
99
1
Total
80

Pada Tabel 2a, kita bisa mengetahui bahwa ada 80 mahasiswa yang mengikuti ujian, nilai ujian terkecil adalah 35 dan tertinggi adalah 99. Nilai 70 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa, yaitu ada 4 orang, atau kita juga bisa mengatakan ada 4 mahasiswa yang memperoleh nilai 70, tidak ada satu pun mahasiswa yang mendapatkan nilai 36, atau hanya satu orang mahasiswa yang mendapatkan nilai 35.

Tabel  2b.
Kelas ke-
Nilai Ujian
Frekuensi fi
1
31 – 40
2
2
41 – 50
3
3
51 – 60
5
4
61 – 70
13
5
71 – 80
24
6
81 – 90
21
7
91 – 100
12

Jumlah
80

Tabel 2b merupakan daftar frekuensi dari data yang sudah dikelompokkan. Daftar ini merupakan daftar frekuensi yang sering digunakan. Kita sering kali mengelompokkan data contoh ke dalam selang-selang tertentu agar memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai karakteristik dari data. Dari daftar tersebut, kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa yang mengikuti ujian ada 80, selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa adalah sekitar 71 sampai 80, yaitu ada 24 orang, dan seterusnya. Hanya saja perlu diingat bahwa dengan cara ini kita bisa kehilangan identitas dari data aslinya. Sebagai contoh, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 orang yang mendapatkan nilai antara 31 sampai 40. Meskipun demikian, kita tidak akan tahu dengan persis, berapa nilai sebenarnya dari 2 orang mahasiswa tersebut, apakah 31 apakah 32 atau 36 dst.
Beberapa istilah-istilah dalam tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.
Kelas ke-
Selang Nilai Ujian
Batas Kelas
Nilai Tengah
Frekuensi (fi)
1
31 – 40
30.5 – 40.5
35.5
2
2
41 – 50
40.5 – 50.5
45.5
3
3
51 – 60
50.5 – 60.5
55.5
5
4
61 – 70
60.5 – 70.5
65.5
13
5
71 – 80
70.5 – 80.5
75.5
24
6
81 – 90
80.5 – 90.5
85.5
21
7
91 – 100
90.5 – 100.5
95.5
12
Jumlah
80
•    Range : Selisih antara nilai tertinggi dan terendah. Pada contoh ujian di atas, Range = 99 – 35 = 64
•    Batas bawah kelas : Nilai terkecil yang berada pada setiap kelas. (Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 31, 41, 51, 61, …, 91)
•    Batas atas kelas : Nilai terbesar yang berada pada setiap kelas. (Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 40, 50, 60, …, 100)
•    Batas kelas (Class boundary) : Nilai yang digunakan untuk memisahkan antar kelas, tapi tanpa adanya jarak antara batas atas kelas dengan batas bawah kelas berikutnya. Contoh: Pada kelas ke-1, batas kelas terkecilnya yaitu 30.5 dan terbesar 40.5. Pada kelas ke-2, batas kelasnya yaitu 40.5 dan 50.5. Nilai pada batas atas kelas ke-1 (40.5) sama dengan dan merupakan nilai batas bawah bagi kelas ke-2 (40.5). Batas kelas selalu dinyatakan dengan jumlah digit satu desimal lebih banyak daripada data pengamatan asalnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada nilai pengamatan yang jatuh tepat pada batas kelasnya, sehingga menghindarkan keraguan pada kelas mana data tersebut harus ditempatkan.
•    Panjang/lebar kelas (selang kelas) : Selisih antara dua nilai batas bawah kelas yang berurutan atau selisih antara dua nilai batas atas kelas yang berurutan atau selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. Biasanya lebar kelas tersebut memiliki lebar yang sama. Contoh:
lebar kelas = 41 – 31 = 10 (selisih antara 2 batas bawah kelas yang berurutan) atau
lebar kelas = 50 – 40 = 10 (selisih antara 2 batas atas kelas yang berurutan) atau
lebar kelas = 40.5 – 30.5 = 10. (selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas pada kelas ke-1)
•    Nilai tengah kelas : Nilai kelas merupakan nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang diperoleh dengan formula berikut: ½ (batas atas kelas+batas bawah kelas). Nilai ini yang dijadikan pewakil dari selang kelas tertentu untuk perhitungan analisis statistik selanjutnya. Contoh: Nilai kelas ke-1 adalah ½(31+40) = 35.5
•    Banyak kelas : Sudah jelas! Pada tabel ada 7 kelas.
•    Frekuensi kelas : Banyaknya kejadian (nilai) yang muncul pada selang kelas tertentu. Contoh, pada kelas ke-1, frekuensinya = 2. Nilai frekuensi = 2 karena pada selang antara 30.5 – 40.5, hanya ada 2 angka yang muncul, yaitu nilai ujian 31 dan 38.



DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif) Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.ruswanto.com/p/identifikasi-dan-definisi-variabel.html
http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-variabel-macam-macam-variabel-para-ahli.html
http://www.kajianpustaka.com/2014/03/distribusi-frekuensi.html
http://zaneta9bp2.blogspot.co.id/p/tabel-distribusi-frekuensi.html

Pengertian Simple Present Tense

Simple present tense adalah suatu bentuk kata kerja untuk menyatakan fakta, kebiasaan, atau kejadian yang terjadi pada saat ini. Bentuk kata kerja ini paling sering digunakan dalam bahasa Inggris.

Penjelasan dan Rumus Simple Present Tense

Simple present tense dibentuk dari verb-1 (present tense) atau linking verb “be” (is, am, are). Apa itu verb-1? Verb-1 merupakan bare infinitive dengan tambahan -s atau -es (contoh verb-1: does, goes, wants) khusus untuk subject berupa singular noun (kata benda tunggal: Tita, book, car) atau third person singular pronoun (kata ganti orang ketiga tunggal: she, he, it); atau tanpa tambahan apapun (contoh verb-1: do, go, want) untuk subject berupa plural noun (boys, men, books) atau plural pronoun (we, they), pronoun I/you, atau compound subject (you and me, Tina and Ratih).
Berikut rumus simple present tense untuk kalimat positif, negatif, dan interogatif.
Kalimat Rumus Simple Present Tense Contoh Simple Present Tense
positif
(+)
S + V-1
S +/- auxiliary (do/does) + bare infinitive
She likes eating out
S + be (am/is/are) The children are naughty.
negatif
(-)
S + auxiliary (do/does) + not + bare infinitive She doesn’t like eating out
S + be(am/is/are) + not The children aren’t naughty
interogatif
(?)
Do/Does + S + bare infinitive Does she like eating out
Be(am/is/are) + S Are the children naughty

Catatan:

Pada kalimat positif, normalnya auxiliary verb (do/does) tidak digunakan, melainkan hanya digunakan jika perlu untuk memberi penekanan pada keharusan melakukan aksi.
Simple Present Tense vs. Present Continuous Tense
Aktivitas atau kejadiaan pada simple present tense terjadi pada saat ini (present) namun tidak benar-benar sedang berlangsung seperti present continous tense. Berikut perbandingannya.
  • Simple present tense: He sleeps without a pillow. (Dia tidur tanpa bantal. ≈ habit)
  • Present continuous tense: He is sleeping without a pillow. (Dia sedang tidur tanpa bantal)

Fungsi dan Contoh Kalimat Simple Present Tense

Fungsi Contoh Kalimat Simple Present Tense
Simple present tense untuk menyatakan habitual action (kebiasaan) dimana sering digunakan adverb of frequency (always, often, usually, every day/week, month, all the time, etc) sebagai time signals. He always consumes low GI rice.
(Dia selalu mengonsumsi beras rendah GI.)
She sends much money to her parents in the village every month.
(Dia mengirimkan banyak uang kepada orangtuanya di desa setiap bulan.)
Factual (kebenaran umum/fakta yang tak terbantahkan) The sun rises from the east and sets in the west.
(Matahari terbit dari ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.)
Water boils at 100 degrees Celcius.
(Air mendidih pada suhu 100 derajat celcius.)
Simple present tense digunakan untuk membuat simple statement yang berlaku general (berlaku kapan saja) maupun tidak general (menggunakan verb be). I live in Jakarta.
(Saya tinggal di Jakarta)
She is so beautiful.
(Dia sangat cantik.)
He’s angry.
(Dia marah.) [tidak general: terjadi sekarang]
Simple present tense menggunakan stative verb untuk menyatakan perasaan (feeling), indera (sense), pikiran (mental state), atau kepemilikan (possession). She loves dancing.
(Dia suka menari.)
I see tears in your eyes.
(Saya melihat air mata di matamu.)
We agree with the speaker’s opinion.
(Kami setuju dengan pendapat pembicara tersebut.)
My brother owns a new house.
(Saudaraku memiliki rumah baru.)
Simple present tense digunakan untuk membicarakan rencana atau jadwal di masa depan namun memiliki jangka waktu dekat dengan sekarang. Umumnya membicarakan tentang transportasi atau event. Verb yang biasa digunakan antara lain: arrive, come, leave. The ship leaves the harbour this night at 7 o’clock.
(Kapal meninggalkan pelabuhan malam ini jam 7.)
He arrives from Osaka at 1 pm.
(Dia tiba dari Osaka jam 1 siang.)
The ceremony starts at nine.
(Upacara dimulai jam sembilan.)
Simple present tense digunakan untuk memberikan instruksi atau serial aksi. You add a glass of coconut milk into a pan and then boil it.
(Kamu tambah segelas santan ke dalam panci lalu rebus.)
You go straight ahead then turn left.
(Kamu jalan lurus ke depan lalu belok kiri.)
Simple present tense digunakan pada conditional sentence tipe 1. If you meet the naughty boy, your parents will be angry.
(Jika kamu bertemu dengan anak nakal itu, orangtuamu akan marah.)
I will go swimming if I have free time.
(Saya akan pergi berenang jika ada waktu.)

References:

  1. Simple Present Tense. http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/tenses/simple_present.htm. Accessed on February 19, 2012.
  2. The Present Continuous and the Simple Present. http://fog.ccsf.edu/~lfried/grammar/present.html. Accessed on February 19, 2012.
  3. Simple Present Tense. http://www.mit.edu/course/21/21.guide/present.htm. Accessed on February 19, 2012.
  4. The Present Simple Tense. http://esl.fis.edu/grammar/rules/pressimp.htm. Accessed on February 19, 2012.
  5. Simple Present Tense. http://www.stanford.edu/~kenro/Edu208/GrammarUnits/simplepresentUnit.html. Accessed on February 19, 2012.

Minggu, 09 Juli 2017

How To Write an English Essay

How to Write an Essay
7th grade8th grade9th gradeMiddle SchoolHigh SchoolCollege
image:   http://www.yourdictionary.com/index.php/image/articles/3447.EssayPaper.jpg
Essays are common in elementary, middle, high school and college, and you may even need to write essays in the business world (although they are usually called "reports" at that point). An essay is defined as "a short piece of writing that expresses information as well as the writer's opinion."
For some, writing an essay is as simple as sitting down at their computer and beginning to type, but a lot more planning goes into writing an essay successfully. If you have never written an essay before, or if you struggle with writing and want to improve your skills, it is a good idea to go through several steps in the essay writing process.For example, to write an essay, you should generally:
Decide what kind of essay to write
Brainstorm your topic
Do research
Develop a thesis
Outline your essay
Write your essay
Edit your writing to check spelling and grammar
While this sounds like a lot of steps to write a simple essay, if you follow them you will be able to write more successful, clear and cohesive essays..
Kinds of Essays
The first step to writing an essay is to decide what kind of essay to write. There are several main structures into which essays can be grouped:
Narrative Essays: Tell a story or impart information about your subject in a straightforward, orderly manner.
Descriptive Essays: Focus on the details of what is going on. For example, if you want to write a descriptive essay about your trip to the park, you would give great detail about what you experienced: how the grass felt beneath your feet, what the park benches looked like, and anything else the reader would need to feel as if he were there.
Persuasive Essay: Convince the reader of some point of view.
Comparative Essay: Compare two or more different things.
Expository Essay: Explain to the reader how to do a given process. You could, for example, write an expository essay with step-by-step instructions on how to make a peanut butter sandwich.
Knowing what kind of essay you are trying to write can help you decide on a topic and structure your essay in the best way possible.
Brainstorming
You cannot write an essay unless you have an idea of what to write about. Brainstorming is the process in which you come up with the essay topic. You need to simply sit and think of ideas during this phase.
Write down everything that comes to mind as you can always narrow those topics down later.
You could also use clustering or mind mapping to brainstorm and come up with an essay idea. This involves writing your topic or idea in the center of the paper and creating bubbles (clouds or clusters) of related ideas around it. This can be a great way to develop a topic more deeply and to recognize connections between various facets of your topic.
Once you have a list of possible topics, it's time to choose the best one that will answer the question posed for your essay. You want to choose a topic that is neither too broad nor too narrow.
If you are given an assignment to write a one page essay, it would be far too much to write about “the history of the US” since that could fill entire books.
Instead, you could write about a very specific event within the history of the United States: perhaps signing the Declaration of Independence or when Columbus discovered the U.S.
Choose the best topic from among them and begin moving forward on writing your essay.
Research

Once you have done your brainstorming and chosen your topic, you may need to do some research to write a good essay. Go to the library or look on the Internet for information about your topic. Interview people who might be experts in the subject. Keep your research organized so it will be easy for you to refer back to, and easy for you to cite your sources when writing your final essay.
Developing a Thesis

Your thesis is the main point of your essay. It is essentially one sentence that says what the essay is about. For example, your thesis might be "Dogs are descended from wolves." You can then use this as the basic premise to write your entire essay, and all of the different points throughout need to lead back to this one main thesis. The thesis will usually be used in your introductory paragraph.The thesis should be broad enough that you have enough to say about it, but not so broad that you can't be thorough.
Outlining Your Essay

The next step is to outline what you are going to write about. This means you want to essentially draw the skeleton of your paper. Writing an outline can help to ensure your paper is logical, well organized and flows properly.Start by writing the thesis at the top and then write a topic sentence for each paragraph below. This means you should know exactly what each of your paragraphs are going to be about before you write them.
Don’t jumble too many ideas in each paragraph or the reader may become confused.
You also want to ensure you have transitions between paragraphs so the reader understands how the paper flows from one idea to the next.
Fill in facts from your research under each paragraph which you want to write about when you write the essay. Make sure each paragraph ties back in to your thesis and creates a cohesive, understandable essay.
Write and Edit
Once you have an outline, its time to start writing. Write from the outline itself, fleshing out your basic skeleton to create a whole, cohesive and clear essay.You will want to edit and re-read your essay, checking to make sure it sounds exactly the way you want it to. You want to:
Revise for clarity, consistency and structure.
Make sure everything flows together
Support your thesis adequately with the information in your paragraphs.
Make sure you have a strong introduction and conclusion so the reader comes away knowing exactly what your paper was about.
Revise for technical errors.
Check for grammar problems, punctuation and spelling errors. You cannot always count on spell check to recognize every spelling error as sometimes you can spell a word incorrectly but your misspelling will also be a word, such as spelling from as form.
A lot goes in to writing a successful essay; fortunately, these tips for writing essays can help you along the way and get you on the path to a well-written essay
Source: http://grammar.yourdictionary.com/writing/how-to-write-an-essay.html

Phrasal Verb

Phrasal Verbs
Phrasal verbs sendiri ada 2 jenis. Pertama adalah
NON-separable verbs , dimana preposisi HARUS mengikuti kata kerja. Contohnya: I check into them, NOT I check them into. Sedangkan jenis kedua adalah SEPARABLE verbs HARUS dipisah diantara objek dan preposisi. Contohnya: I brought the children up NOT I brought up the children.
Note:
1. Supaya postingnya tidak terlalu panjang, maka table akan saya bagi menjadi 2.
2. Non-Separable verbs ditandai dengan tanda (*), sedangkan separable verbs tidak.
Ask out ~ Ask someone to go on a date
Bring about ~ Cause
Bring up ~ 1) rear children 2) mention or introduce a topic
Call back ~ Return a telephone call
Call in ~ A to come to an official place for a special reason
Calloff ~ Cancel
Call on* ~ 1) visit 2) ask a student a question in class
Catch up(with)* ~ Reach the same position or level as someone
Check in* ~ Register at a hotel
Check into* ~ Investigate
Check out ~ 1)borrow a book from a library 2)investigate
Cheer up ~ Make (someone) feel happier
Clean up ~ Make clean and orderly
Come across* ~ Find by chance
Cross out ~ Draw a line through
Cut out ~ Stop an annoying activity
Do over ~ Repeat
Drop in (on)* | Drop by ~ Visit informally
Drop off ~ Leave something/someone somewhere
Drop out (of)* ~ stop going to school or class
Figure out ~ Find the answer by logic
Fill out ~ Complete a form
Find out ~ Discover information
Get along (with)* ~ To have a good relationship with
Get back(from) ~ 1) return from somewhere 2) receive again
Get in, get into ~ 1) enter a car 2) arrive
Get off* ~ Leave any vehicle
Get on* ~ Enter any vehicle
Get out of* ~ 1) Leave a car 2) avoid some unpleasant activity
Get over* ~ Recover from illness
Get through* ~ Finish
Get up* ~ Arise from bed, a chair, etc
Give back ~ Return something to someone
Give up ~ Stop doing something
Go over* ~ Review or check
Grow up* ~ Become an adult
Hand in ~ Submit an assignment
Hang up ~ 1) Stop telephone conversation 2) put up clothes on a line or block
Have on ~ Wear

Source: https://englishforeveryone10.blogspot.co.id/2017/07/phrasal-verbs.html?m=1

Evaluasi Pembelajaran


A. Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or process to determining the value of something”, artinya “evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
B.  Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana di dalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan manusia. Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Unsur-unsur transformasi proses pendidikan, meliputi :
1)      Pendidik dan personal lainnya
2)      Isi pendidikan
3)      Teknik
4)      Sistem evaluasi
5)      Sarana pendidikan, dan
6)      Sistem administrasi.
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.

Source : http://yahyanurkan.blogspot.co.id/2015/04/makalah-konsep-dasar-evaluasi.html?m=1